Selasa, 22 Januari 2013

Proposal --> BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.  Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang adanya perlakuan atau treatmen yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.[1] Penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian pra eksperimen. Menurut Muri Yusuf, jenis penelitian ini pada prinsipnya tidak dapat mengontrol validitas internal dan eksternal secara utuh, karena satu kelompok hanya dipelajari satu kali, atau kalau menggunakan dua kelompok diantara kedua kelompok itu tidak disamakan terlebih dahulu.[2]
Dalam penelitian ini diambil dua kelompok yaitu kelompok Eksperimen yang diberikan pendekatan pembelajaran Quantum learning dan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Pada akhir penelitian dilakukan tes akhir untuk melihat hasil belajar matematika kedua sampel.
B.   Rancangan Penelitian.
36
Rancangan penelitian yang digunakan adalah The Static Group Comparison Design. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah penerapan pendekatan pembelajaran konvensional. Sedangkan pada kelas kontrol tidak menerapkan pendekatan pembelajaran Quantum Learning. 
Tabel 3.1
Rancangan penelitian The Static Group Comparison Design [3]

Kelas
Treatment
Posttest
Eksperimen
X1
O
Kontrol
X2
O

Keterangan:
X1  =
Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan  pembelajaran QuqntumLearning.
X2  =
Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
O =
Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di akhir penelitian

               
C.  Populasi dan Sampel.
1.      Populasi.
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.[4] Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Kamang Magek yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013.
Tabel 3.2. Jumlah siswa kelas SMP N 1 Kamang Magek yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012.

No.
Kelas
Jumlah Siswa
1
VII-1
17 orang
2
VII-2
17 orang
3
VII-3
18 orang
JUMLAH
52 orang
    
   (Sumber: Guru SMP N 1 Kamang Magek)

2.      Sampel.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.[5] Bedasarkan rancangan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini maka penulis membutuhkan dua kelas sebagai sampel dalam penelitian.
Agar sampel dapat mewakili dan mengambarkan sifat serta karekteristik dari populasi, maka perlu dilakuakan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Mengumpulkan data nilai MID matematika kelas VII semester I dari seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Kamang Magek pada tahun pelajaran 2012/2013, kemudian dihitung rata-rata dan simpangan bakunya.
b.      Melakukan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Bartlet dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:263) sebagai berikut:
1)      Menghitung varians gabungan dari semua populasi dengan menggunakan rumus :   
2)      Menghitung harga satuan Bartlett (B) dengan rumus :
      
3)  Untuk uji Bartlet digunakan statistik uji Chi Kuadrat dengan rumus:
Kemudian harga  dibandingkan dengan harga , kriteria pengujian H  jika , dimana H  adalah populasinya mempunyai variansi yang homogen.  didapat dari distribusi chi kuadrat dengan peluang (1- ) dan dk = (k-1).
c.       Melakukan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan teknik anava satu arah. Adapun langkah-langkahnya adalah :
1)  Menentukan jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus :
    
2)  Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus :
3)  Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus :
4)  Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
JK(D) = JK(T) - JK(R) - JK(A)
5)  Menghitung rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus
6)  Menghitung rata-rata kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
7)  Menguji signifikan dari kelompok dengan rumus :
8) Memasukkan hasil perhitungan langkah 1-7 kedalam tabel analisis variansi untuk uji kesamaan rata-rata. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel
Format Analisa Variansi untuk Uji Kesamaan Rata-rata

Sumber
Variansi
DK
JK
RJK
Rataan
1
JK (R)

F

Antar Kelompok
k-1
JK (A)
RJK (A)
Dalam Kelompok
n-k
JK (D)
RJK(D)
Total
JK (T)


Kriteria pengujian adalah terima Ho : m1 = m2 = m3, jika    Fhitung      <    F(1-a)(k-1;n-k)  di dapat dari daftar distribusi F, dengan peluang  sedangkan dk = (k-1) dan (n-k).
d.  Menentukan sampel dari populasi.
Dari populasi tersebut, karena peneliti tidak mungkin membentuk kelas baru yang diambil dari titik sampel, maka sesuai dengan desain yang digunakan dipilih dua kelas dari 3 kelas yang tersedia sebagai sampel yang akan dijadikan subjek dalam penelitian ini.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono dalam Irawati, 2010: 25). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah atas rekomendasi guru kelas dan perizinan yang diberikan oleh pihak sekolah. Salah satu kelas dari sampel tersebut akan dijadikan sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas VII-1, sedangkan satu kelas yang lain sebagai kelas kontrol, yaitu kelas VII-3

D.      Variabel dan Data
  1. Variabel
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
a.       Variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah perlakuan yang berupa pendekatan Quantum Learning pada kelas eksperimen.
b.      Variabel terikat.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah hasil belajar kedua kelas sampel dalam pelajaran matematika.
  1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1)      Data primer yaitu data tentang motivasi dan hasil belajar matematika siswa yang di peroleh setelah mengadakan eksperimen.
2)      Data sekunder yaitu data nilai rapor matematika VII semester I  tahun 2012/2013.
b.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1)      Data primer bersumber dari siswa kelas VII SMP N 1 Kamang Magek yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
2)      Data sekunder bersumber dari Tata Usaha dan guru bidang studi matematika SMP N 1 Kamang Magek.

E.       Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga yaitu:
1.       Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah:
a.       Menentukan jadwal penelitian.
b.      Mempelajari materi matematika kelas VII SMP N 1 Kamang Magek.
c.       Mempersiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dan kelas kontrol dari materi yang diajarkan.
d.      Menyusun jadwal pelaksanaan posttes untuk satu pokok bahasan yang akan diajarkan selama penelitian.
e.      Menyusun instrumen pembelajaran berdasarkan tugas posttes.

2.       Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pada waktu penelitian:
a.       Memberikan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
b.      Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Learning pada kelas eksperimen dan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ekspositori ( konvensional ) pada kelas kontrol.
c.       Memberikan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d.      Memberikan jurnal harian pada setiap akhir pertemuan dan angket pada pertemuan terakhir kepada siswa untuk mengetahui kesan dan respons siswa di kelas eksperimen terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

F.       Instrumen Penelitian
Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian, maka dibuatlah seperangkat instrumen yang meliputi instrumen tes maupun non-tes. Seluruh instrumen tersebut peneliti gunakan untuk mendapatkan data kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian. Adapun penjelasan mengenai instrumen yang  digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    Instrumen Non-Tes
a.    Angket
Angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden melalui sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengukur motivasi siswa. Untuk mendapatkan angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1)    Penyusunan angket
       Berdasarkan indikator-indikator tersebut di atas maka disusun beberapa pertanyaan. Adapun pertanyaan itu dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu yang bersifat positif dan bersifat negatif terhadap matematika. Untuk pernyataan bersifat positif diberikan skor masing-masing 4 untuk jawaban selalu (SL), skor 3 untuk jawaban sering (SR), skor 2 untuk jawaban kadang-kadang (KK), skor 1 untuk jawaban tidak pernah (TP). Untuk pernyataan yang bersifat negatif diberikan masing-masing skor 4 untuk jawaban tidak pernah (TP), skor 3 untuk jawaban kadang-kadang (KK), skor 2 untuk jawaban sering (SR), skor 1 untuk jawaban selalu (SL).
2)    Uji coba angket
Dalam mempersiapkan penelitian, dilakukan uji coba angket yang telah dibuat untuk mengetahui validitas dan reabilitas.
3)    Analisis uji coba angket
Setelah dilakukan uji coba angket, maka dianalisis item untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya.
                                                               i.      Validitas adalah suatu ukuran yang menyebabkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang harus di ukur (Ridwan, 2007:347). Validitas butir pernyataan menggunakan rumus korelasi produk moment dari Arikunto (2006:170) adalah:

            Dimana:
                             = Koefesien korelasi antara variabel x dan y
                               = Skor dari setiap sampel untuk setiap item
                               = Jumlah dari setiap sampel untuk semua item
                               = Jumlah sampel
                            Adapun kriteria validitas suatu item adalah
                                            0,80 < rxy  < 1,00 Validitas sangat tinggi
                                            0,60 < rxy  < 0,80 Validitas tinggi
                                            0,40 < rxy  < 0,60 Validitas sedang
                                            0,20 < rxy  < 0,40 Validitas rendah              
                                            0,00 < rxy  < 0,40 Validitas sangat rendah
                                                             ii.      Reabilitas artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan sehingga beberapa kalipun diulang hasilnya akan tetap sama (konsisten). Uji reabilitas angket menggunakan rumus Sperman Brown dari Arikunto (2006:182) adalah:
                            Dimana:
                                                           = Reabilitas yang dicari
                                            = Jumlah variansi skor tiap-tiap item
                                                    = Variansi total
                                                        = Banyak soal
            Kriteria dari harga diperoleh menurut Arikunto (2007:75) adalah sebagai berikut:
            0,80 < r11  < 1,00 Reabilitas sangat tinggi
            0,60 < r11  < 0,80 Reabilitas tinggi
            0,40 < r11  < 0,60 Reabilitas sedang
            0,20 < rxy  < 0,40 Reabilitas rendah            
            0,00 < r11  < 0,40 Reabilitas sangat rendah
b.  Jurnal
                        Jurnal adalah sebuah tulisan berupa karangan siswa mengenai kesan, pesan, atau aspirasinya terhadap pembelajaran yang dilakukan. Jurnal digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran melalui metode Quantum Learning dan sebagai masukan untuk pembelajaran berikutnya.
c.     Lembar observasi
                Lembar observasi merupakan lembar yang berisi daftar aspek-aspek pokok mengenai pengamatan terhadap siswa, guru, dan proses pembelajaran. Lembar observasi ini bermanfaat untuk mengetahui hal-hal yang tidak dapat diamati langsung oleh peneliti selama proses pembelajaran melalui metode Quantum Learning. Selain itu, lembar observasi ini juga digunakan untuk mengukur apakah pembelajaran yang  dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan pada pembelajaran yang menggunakan metode Quantum Learning.
1.    Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa. Pretes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di awal penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam kemampuan komunikasi matematis. Sedangkan postes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di akhir penelitian untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dari kedua kelas setelah mendapat perlakuan. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subyektif (bentuk uraian). Hal ini dipilih dengan pertimbangan bahwa tes dengan tipe ini lebih mampu mengungkap kemampuan komunikasi matematis siswa. Melalui tes subyektif (bentuk uraian), proses atau langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan dan  ketelitian siswa dalam menjawab dapat teramati. Seperti yang dikemukakan oleh Ruseffendi (Irvan, 2008:25) bahwa  keunggulan dari tes berbentuk  uraian adalah  dapat menimbulkan sifat kreatif pada diri siswa dan hanya siswa yang telah menguasai materi yang dapat memberikan jawaban yang baik dan benar. Sehingga dari hasil tes ini dapat dilihat apakah indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis sudah dikuasai oleh siswa atau belum.
Tes yang diberikan adalah tes berbentuk essay. Karena tes essay dapat mendorong siswa untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri. Dalam penyusunan tes tersebut, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.         Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu mengatahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan melihat apakah strategi pembelajaran yang digunakan berhasil diterapkan.
b.        Membuat batasan terhadap materi pelajaran yang akan diuji
c.         Membuat kisi-kisi tes hasil belajar matematika
d.        Menyusun butir-butir soal menjadi bentuk tes akhir yang akan diuji.
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Arikunto (2008:64) menyatakan bahwa:“sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur”. Validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity) seperti yang dikemukakan Arikunto (2008:67) bahwa :
“sebuah tes dikatakan validitas apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau hasil pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini juga sering disebut baliditas kurikuler”.
       
Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyusun kisi-kisi tes berdasarkan silabus yang telah dibuat oleh guru.
3.   Uji Coba Tes
Dalam penelitian ini hasilnya dapat dapat dipercaya apa bila data yang digunakan betul-betul akurat dan berkualitas, serta alat ukurnya telah memadai. Adapun tujuan dari uji coba tes menurut Hadi (1997:166) adalah:
1.         Memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya.
2.         Memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang bisa menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal.
3.         Memperbaiki kata-kata yang terlalu asing, akademik atau kata yang menimbulkan kecurigaan.
4.         Menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian

4.  Analisis Item
Setelah uji coba dilakukan, maka dilakukan analisis item untuk melihat keberadaan soal-soal yang disusun baik atau tidak. Menurut Hadi (1997: 46) sebagai berikut:
Maksud dari pada mengadakan analisis item adalah untuk menilai kemampuan tiap-tiap item. Dengan analisis item kita dapat mebuktikan secara empiris apakah suatu item yang kita kira baik benar-benar baik dalam kenyataannya.


Dalam melakukan analisis item ada 3 hal yang perlu dilakukan yaitu: 
1.       Indeks Tingkat Kesukaran (TK) soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran.
Cara menentukan indeks kesukaran butir soal digunakan rumus yang dikemukan oleh Depdiknas (2001:26) yaitu:
Mean =  
Sebagai pedoman, kriteria indek tingkat kesukaran soal seperti pada tabel berikut ini:
Kriteria Indek Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria
0,00 < TK < 0,30
Soal tergolong sukar
0,31 < TK < 0,70
Soal tergolong sedang
0,71 < TK < 1,00
Soal tergolong mudah


2.       Indek Daya Pembeda (DP) Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mampu pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk menentukan daya pembeda soal, digunakan rumus yang dikemukakan oleh depdiknas (2001:28).
Dimana:
DP          =       Daya Pembeda
Mt          =       Rata-rata Skor Kelompok Tinggi
Mr          =       Rata-rata Skor Kelompok Rendah
m            =       Skor Maksimum Butir Soal
Sebagai pedoman, kriteria indek daya pembeda soal seperti pada tabel berikut ini:
Kriteria Indek Daya Pembeda Soal

Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria
0,40 – 1,00
Soal diterima/ baik
0,20 – 0,39
Soal diperbaiki
0,00 – 0,19
Soal tidak dipakai

3.     Reliabilitas Soal
Untuk menentukan reliabilitas soal digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2007:109) yaitu:
Dimana:
rii             =       Reliabilitas yang akan dicari
=       Jumlah variansi skor tiap-tiap item
n             =       Banyaknya butir soal
        =       Variansi total
Dengan kriteria:
(i)        0,80 < r11 < 1,00          :     korelasi sangat tinggi
(ii)       0,60 < r11 < 0,80          :     korelasi tinggi
(iii)      0,40 < r11 < 0,60          :     korelasi sedang
(iv)      0,20 < r11 < 0,40          :     korelasi rendah
(v)       0,00 < r11 < 0,20          :     korelasi sangat rendah   

4.         Pelaksanaan Tes Akhir
Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori pada kelas kontrol, maka diadakan tes akhir. Tes akhir diberikan kepada kedua kelompok  yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

G.  Teknik Analisis Data
a.   Uji Normalitas
Untuk melihat sampel berdistribusi normal, digunakan uji Liliefort dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)        Data X1, X2, X3, ……, Xn diperoleh dan disusun dari data yang terkecil sampai yang terbesar.
2)        Mencari skor baku dari skor mentah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:
S       =       Simpangan Baku
    =       Skor rata-rata
Xi      =       Skor dari tiap soal
3)        Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (P < Zi)
4)        Menghitung jumlah proporsi skor baku yang lebih baku atau sama Zi yang dinyatakan dengan S(Zi) dengan menggunakan rumus:
        
5)        Menghitung selisih F (Zi) – S(Zi), kemudian ditentukan nilai mutlaknya.
6)        Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih itu diberi simbol Lo.  Lo = maks  
7)        Bandingkan nilai Lo yang diperoleh dengan nilai Lo yang ada pada tabel. Pada taraf 0,05 jika Lo ≤ Ltabel maka Ho diterima. Dari hasil analisis data pada taraf nyata α = 0,05 terlihat bahwa Lo < Ltabel maka Ho diterima. Berarti data tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.
b.         Uji Homogenitas Variansi
Menguji homogenitas variansi jika telah didapatkan dua proporsi normal. Dalam hal ini akan diuji Ho : =  dimana  dan adalah simpangan baku dari masing-masing kelompok sampel. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini menurut Sudjana (1992:249) adalah:
Keterangan:
S12    =       Variansi terbesar
S22    =       Variansi terkecil
F       =       Perbandingan antara variansi terbesar dengan variansi terkecil
Kriteria pengujian adalah terima hipotesia Ho jika:
c.          Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji Satu Pihak)
Untuk menentukan apakah hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai perbedaan maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata (uji satu pihak). Pasangan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H0 : μ1 = μ2 :           Hasil belajar matematika siswa yang menggunakan asesmen portofolio sama dengan hasil belajar yang tidak menggunakan asesmen portofolio.
H1 : μ1 > μ2 :           Hasil belajar matematika siswa yang menggunakan asesmen portofolio lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan asesmen portofolio.
Dimana adalah rata-rata kelas eksperimen dan adalah rata-rata kelompok kontrol. Apabila data berdistribusi normal dan mempunyaii variansi homogen maka uji statistik yang digunakan adalah dengan rumus:
dengan
Dimana:
      =       Nilai rata-rata kelas eksperimen
     =       Nilai rata-rata kelas kontrol
S12       =       Variansi hasil belajar kelas eksperimen
S22       =       Variansi hasil belajar kelas kontrol
S          =       Simpangan baku
n1        =       Jumlah siswa kelas eksperimen
n2        =       Jumlah siswa kelas kontrol
Kriteria pengujian menurut (Sudjana, 2002:239) adalah:
Terima Ho jika ttabel > thitung atau t < t(1-α) dengan dk = n1 + n2 – 2 selain itu Ho ditolak. Jika sampel berdistribusi normal dan kedua kelompok sampel tidak mempunyai variansi homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah:

Kriteria penguji menurut (Sudjana, 2002:241) adalah
Tolak hipotesis Ho jika t > dan
Terima Ho Jika  t <  
Dengan:


[1] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2009), h.107
[2] Muri Yusuf, Metode Penelitian : Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah, ( Universitas Negeri Padang    ( UNP ), 1997 ), h. 235
[3] Syamsuddin & Vismaia, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) h. 158
[4] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.( Jakarta: Rineka Cipta, 2007) cet ke.6, h.234
[5] Margono,..., h.236

Tidak ada komentar:

Posting Komentar